skip to main | skip to sidebar
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

About me

My Photo
Hamba-Nya yang hina..
sentiasa berusaha memperbaiki kelemahan diri hari demi hari.. 'tuhan kuzalimi diri ini,andai kau tak ampuni dan rahmati,alangkah ruginya diri'.. 'tuhan jangan Kau palingkan hati ini..setelah Kau beri hidayah'..
View my complete profile

Ahlan wa sahlan

assalamualaikum..sesungguhnya tugas tarbiah adalah tanggung jwab setiap umat islam 'ala jaufil ard..kita seharusnya berusaha saling menasihati saudara2 islam kita yang lain disamping menasihati diri kita sendiri..dengan itu kita akan merasa dekat dengan Allah s.w.t hari demi hari..salah satu cara tarbiah adalah melalui blog..semoga maklumat2 yang terkandung dalam blog ini sedikit sebanyak dapat membantu kita meningkatkan ketaqwaan kepada pencipta kita Allah s.w.t..insya-Allah..

Followers

pukul berapa?

Archivo del blog

  • ► 2012 (6)
    • ► April (1)
    • ► March (1)
    • ► February (4)
  • ► 2010 (20)
    • ► December (1)
    • ► November (1)
    • ► September (2)
    • ► August (2)
    • ► July (1)
    • ► June (2)
    • ► May (1)
    • ► April (2)
    • ► March (2)
    • ► February (4)
    • ► January (2)
  • ► 2009 (58)
    • ► December (4)
    • ► November (5)
    • ► October (4)
    • ► September (6)
    • ► August (3)
    • ► July (5)
    • ► June (7)
    • ► May (11)
    • ► April (4)
    • ► March (5)
    • ► February (2)
    • ► January (2)
  • ▼ 2008 (25)
    • ► December (7)
    • ▼ November (5)
      • Belajar?
      • Rahsia disebalik wudu'
      • 19 hadith mengenai wanita..
      • bersihkan jiwa dengan menangis..
      • kasih sayang adik & kakak..
    • ► October (1)
    • ► September (5)
    • ► August (5)
    • ► April (2)

My Blog List

  • Saifulislam.Com
    Al-Rasul al-Mu’allim: Nabi Muhammad ﷺ Sebaik-baik Cikgu
    3 weeks ago
  • Mencari dan terus mencari cinta Ilahi
    Lakaran ummi ~ santai
    2 months ago
  • Sekolah Agama Menengah Tinggi Tengku Ampuan Jemaah
    MEMORI 2018
    6 years ago
  • Sebarkan Bahagia ( Blog Fatimah Syarha )
    I CUT APPLE A PARENTING
    6 years ago
  • The Rocking Hijab™[revamped]
    A revert's thoughts on LGBTQ
    8 years ago
  • Dunia Sarah
    Saya Juga Pernah Gagal
    8 years ago
  • inijalanku.wordpress.com
    TABAYYUN vs TASABBUT
    9 years ago
  • D I A G N O S i S
    Seandainya anda berkomitmen
    9 years ago
  • UmmuSaif.Com
    Why I love working in Emergency Department
    9 years ago
  • Lukisan Bercerita
    Komik #2 HAMBA.. (page 1-3)
    10 years ago
  • Selembut Sutera
    Sabar bila diuji?
    10 years ago
  • SaBaHaNmUsLiM
    My Ex-Jahiliyyah
    11 years ago
  • senihati
    :)
    12 years ago
  • ::cintaku hanya padamu::
    Andai Rebah, Ayuh Bangkit !
    12 years ago
  • Satu Ummah!!!
    Taat pada pemimpin yang zalim
    12 years ago
  • Wan Zuraida Suka Menulis
    Luahan Hati
    13 years ago
  • ~Dunia Yang Fana~
    Pengalaman berharga..
    13 years ago
  • SHOUTUL IKHWAH
    Cerpen: Gerimis Cinta
    14 years ago
  • sweetbakery
    more,more and more chocolate
    15 years ago
  • qudwah qobla dakwah
  • here i am
  • ~AkuDarahAnakMalaysia~
  • ~hidup untuk memberi~
  • .: Dalam pencarian menuju Ilahi :.
  • Faisal Tehrani
  • Di sini segalanya Bermula...

Feedjit

Labels

  • artikel copy (1)
  • dulu2 (7)
  • family (6)
  • jalan2 (2)
  • jalan2 carik redha Allah (7)
  • muhasabah diri (16)
  • perjalanan menimba ilmu (13)
  • ramadhan (1)
  • Raya (2)
  • rumah (13)
  • sahabat (2)
  • sekeliling (10)
  • sekolah (3)
  • sirah (1)
  • Tarbiyah (6)

tinggalkan jejak

lets count

Subscribe To

Posts
    Atom
Posts
Comments
    Atom
Comments

Shoutbox

iluvislam

~Dunia Yang Fana~

Surah 3:104,dan hendaklah diantara kamu ada segolongan yang mengerjakan kebajikan,menyuruh yang makruf,dan mencegah dari yang mungkar.Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung...semoga kita tergolong dalam golongan ini..aminn

Wednesday, November 19, 2008

bersihkan jiwa dengan menangis..

“Andai kalian mengetahui apa yang aku ketahui, nescaya kalian akan sedikit tertawa dan banyak menangis.” (Bukhari dan Muslim)



Indahnya hidup dengan celupan iman. Saat itulah terasa bahwa dunia bukan segala-galanya. Ada yang jauh lebih besar dari yang ada di depan mata. Semuanya teramat kecil dibanding dengan balasan dan siksa Allah swt.

Menyadari bahwa dosa diri tak akan terpikul di pundak orang lain

Siapa pun kita, jangan pernah berpikir bahwa dosa-dosa yang telah dilakukan akan terpikul di pundak orang lain. Siapa pun. Pemimpinkah, tokoh yang punya banyak pengikutkah, orang kayakah. Semua kebaikan dan keburukan akan kembali ke pelakunya.

Maha Benar Allah dengan firman-Nya dalam surah Al-An’am ayat 164. “…Dan tidaklah seorang membuat dosa melainkan kemudharatannya kembali kepada dirinya sendiri; dan seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain. Kemudian kepada Tuhanmulah kamu kembali, dan akan diberitakan-Nya kepadamu apa yang kamu perselisihkan.”

Lalu, pernahkah kita menghitung-hitung dosa yang telah kita lakukan. Seberapa banyak dan besar dosa-dosa itu. Jangan-jangan, hitungannya tak beda dengan jumlah nikmat Allah yang kita terima. Atau bahkan, jauh lebih banyak lagi. Masihkah kita merasa aman dengan mutu diri seperti itu. Belumkah tersadar kalau tak seorang pun mampu menjamin bahwa esok kita belum berpisah dengan dunia. Belumkah tersadar kalau tak seorang pun bisa yakin bahwa esok ia masih bisa beramal. Belumkah tersadar kalau kelak masing-masing kita sibuk mempertanggungjawabkan apa yang telah kita lakukan.

Menyadari bahwa diri teramat hina di hadapan Yang Maha Agung

Di antara keindahan iman adalah anugerah pemahaman bahwa kita begitu hina di hadapan Allah swt. Saat itulah, seorang hamba menemukan jati diri yang sebenarnya. Ia datang ke dunia ini tanpa membawa apa-apa. Dan akan kembali dengan selembar kain putih. Itu pun karena jasa baik orang lain. Apa yang kita dapatkan pun tak lebih dari anugerah Allah yang tersalur lewat lingkungan.

Kita pandai karena orang tua menyekolah kita. Seperi itulah sunnatullah yang menjadi kelaziman bagi setiap orang tua. Kekayaan yang kita peroleh bisa berasal dari warisan orang tua atau karena berkah lingkungan yang lagi-lagi Allah titipkan buat kita. Kita begitu faqir di hadapan Allah swt. Seperti itulah Allah nyatakan dalam surah Faathir ayat 15 sampai 17, “Hai manusia, kamulah yang berkehendak kepada Allah; dan Allah Dialah yang Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) lagi Maha Terpuji. Jika Dia menghendaki, niscaya Dia musnahkan kamu dan mendatangkan makhluk yang baru (untuk menggantikan kamu). Dan yang demikian itu sekali-kali tidak sulit bagi Allah.”

Menyadari bahwa syurga tak akan termasuki hanya dengan amal yang sedikit

Mungkin, pernah terangan-angan dalam benak kita bahwa sudah menjadi kemestian kalau Allah swt. akan memasukkan kita kedalam syurga. Fikiran itu mengalir lantaran merasa diri telah begitu banyak beramal. Siang malam, tak henti-hentinya kita menunaikan ibadah. “Pasti, pasti saya akan masuk syurga,” begitulah keyakinan diri itu muncul karena melihat amal diri sudah lebih dari cukup.

Namun, ketika perbandingan nilai dilayangkan jauh ke generasi sahabat Rasul, kita akan melihat pemandangan lain. Bahawa, para generasi sekaliber sahabat pun tidak pernah aman kalau mereka pasti masuk syurga. Dan seperti itulah dasar pijakan mereka ketika ada order-order baru yang diperintahkan Rasulullah.

Begitulah ketika turun perintah hijrah. Mereka menatap segala bayang-bayang suram soal sanak keluarga yang ditinggal, harta yang pasti akan disita, dengan satu harapan: Allah pasti akan memberikan balasan yang terbaik. Dan itu adalah pilihan yang tak boleh disia-siakan. Begitu pun ketika secara tidak disengaja, Allah mempertemukan mereka dengan pasukan yang tiga kali lebih banyak dalam daerah yang bernama Badar. Dan taruhan saat itu bukan hal nyawa. Lagi-lagi, semua itu mereka tempuh demi menyongsong investasi besar, meraih syurga.

Begitulah Allah menggambarkan mereka dalam surah Al-baqarah ayat 214. “Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: ‘Bilakah datangnya pertolongan Allah?’ Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.”

Menyadari bahwa azab Allah teramat pedih

Apa yang bisa kita bayangkan ketika suatu ketika semua manusia berkumpul dalam tempat luas yang tak seorang pun punya hak istimewa kecuali dengan izin Allah. Jangankan hak istimewa, pakaian pun tak ada. Yang jelas dalam benak manusia saat itu cuma pada dua pilihan: syurga atau neraka. Di dua tempat itulah pilihan akhir nasib seorang anak manusia.

“Pada hari ketika manusia lari dari saudaranya, dari ibu dan bapaknya, dari isteri dan anak-anaknya. Setiap orang dari mereka pada hari itu mempunyai urusan yang cukup menyibukkannya.” (QS. 80: 34-37)

Mulailah bayang-bayang pedihnya siksa neraka tergambar jelas. Kematian di dunia cuma sekali. Sementara, di neraka orang tidak pernah mati. Selamanya merasakan pedihnya siksa. Terus, dan selamanya. Seperti apa siksa neraka, Rasulullah saw pernah menggambarkan sebuah contoh siksa yang paling ringan.

“Sesungguhnya seringan-ringan siksa penghuni neraka pada hari kiamat ialah seseorang yang di bawah kedua tumitnya diletakkan dua bara api yang dapat mendidihkan otaknya. Sedangkan ia berpendapat bahwa tidak ada seorang pun yang lebih berat siksaannya daripada itu, padahal itu adalah siksaan yang paling ringan bagi penghuni neraka.” (Bukhari dan Muslim)



Belum saatnyakah kita menangis di hadapan Allah. Atau jangan-jangan, hati kita sudah teramat keras untuk tersentuh dengan kekuasaan Allah yang teramat jelas di hadapan kita. Imam Ghazali pernah memberi nasihat:


Posted by Hamba-Nya yang hina.. at Wednesday, November 19, 2008

0 comments:

Post a Comment

Newer Post Older Post Home
Subscribe to: Post Comments (Atom)

Blog Design by Gisele Jaquenod | Distributed by Deluxe Templates